Jumat, 18 April 2014

Memeriksa Bahan di Lapangan

MEMERIKSA BAHAN DI LAPANGAN

 

A. Memeriksa Material Agregat Halus dan Kasar

 
Agregat adalah butir-butiran mineral yang bila dicampur dengan semen portland akan menghasilkan beton. Dilihat dari asal bahan, agregat terdiri dari dua macam, yaitu agregat batuan alam dan agregat buatan. Untuk agregat batuan alam, berdasarkan ukurannya terbagi 2 macam, yaitu agregat halus (pasir) dan agregat kasar (krikil atau kricak/batu pecah).
 
Di dalam beton, agregat merupakan bahan pengisi yang netral dengan komposisi 70-75% dari masa beton. Tujuan penggunaan agregat di dalam adukan beton adalah;
    1. Menghemat penggunaan semen portland.
    2. Menghasilkan kekuatan besar pada beton.
    3. Mengurangi penyusutan pada pengerasan beton.
    4. Dengan gradasi agregat yang baik dapat tercapai beton padat.
    5. Sifat dapat dikerjakan (workability) dapat diperiksa pada adukan beton dengan gradasi yang baik.
 
Sifat dapat dikerjakan dari adukan beton dapat diusahakandengan mengatur gradasi dari agregat. Gradasi agregat yang baik akanmenghasilkan beton padat. Susunan beton padat akan menghasilkankekuatan besar pada beton. Agregat yang baik harus keras, kuat dan ulet. Kekuatannya melebihi kekuatan pasta semen yang telah mengeras.Agregat mengandung pori-pori tertutup tetapi tidak menambah sifat tembus air betonnya. Semakin banyak agregat di dalam beton semakin berkurang susut beton di dalam proses pengerasan.
 

    1. Agregat Halus (Pasir)

 
Pasir adalah bahan batuan halus, terdiri dari butiran dengan ukuran 0,14-5 mm, didapat dari basil desintegrasi batuan alam (natural sand) atau dengan memecah (artificial sand).
 
Sebagai bahan adukan, baik untuk spesi maupun beton, maka agregat halus harus diperiksa secara lapangan. Hal-hal yang dapat dilakukan dalam pemeriksaan agregat halus di lapangan adalah;
        a. Agregat halus terdiri dari butir-butir tajam dan keras. Butir agregat halus harus bersifat kekal, arlinya tidak pecah atau hancur olehpengaruh-pengaruh cuaca.
        b. Agregat halus tidak mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat kering). Apabila kadar lumpurmelampaui 5%, maka agregat halus harus dicuci.
        c. Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organik terlalubanyak, hal tersebut dapat diamati dari warna agregat halus.
        d. Agregat yang berasal dari laut tidak boleh digunakan sebagai agregat halus untuk semua adukan spesi dan beton.
 

    2. Agregat Kasar (Krikil/Batu Pecah)

 
Agregat kasar dibedakan atas 2 macam, yaitu krikil (dari batuan alam) dan kricak (dari batuan alam yang dipecah). Menurut asalnya krikil dapat dibedakan atas; krikil galian, krikil sungai dan krikil pantai. Krikil galian baisanya mengandung zat-zat seperti tanah liat, debu, pasir dan zat-zat organik. Krikil sungai dan krikil pantai biasanya bebas dari zat-zat yang tercampur, permukaannya licin dan bentuknya lebih bulat. Hal ini disebabkan karena pengaruh air. Butir-butir krikil alam yang kasar akanmenjamin pengikatan adukan lebih baik. Batu pecah (kricak) adalah agregat kasar yang diperoleh dari batu alam yang dipecah, berukuran 5-70 mm.
 
Panggilingan/pemecahan biasanya dilakukan dengan mesin pemecah batu (Jaw breaker/ crusher). Menurut ukurannya, krikil/kricak dapat dibedakan atas;
        a. Ukuran butir : 5 -1 0 mm disebut krikil/kricak halus,
        b. Ukuran butir : 10-20 mm disebut krikil/kricak sedang,
        c. Ukuran butir : 20-40 mm disebut krikil/kricak kasar,
        d. Ukuran butir : 40-70 mm disebut krikil/kricak kasar sekali.
        e. Ukuran butir >70 mm digunakan untuk konstruksi beton siklop (cyclopen concreten). Pada umumnya yang dimaksud dengan agregat kasar adalah agregat dengan besar butir lebih dari 5 mm.
 
Sebagai bahan adukan beton, maka agregat kasar harus diperiksa secara lapangan. Hal-hal yang dapat dilakukan dalam pemeriksaan agregat halus di lapangan adalah;
        a. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir keras dan tidak berpori. Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai, apabila jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melebihi 20% dari berat agregat seluruhnya. Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca.
        b. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan terhadap berat kering). Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka agregat kasar harus dicuci.
        c. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapatmerusak beton, seperti zat-zat yang relatif alkali.
        d. Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari pada 1/5 jarak terkecil antara bidang-bidang samping cetakan, 1/3 dari tebal pelatatau 3/4 dari jarak bersih minimum batang-batang tulangan.
 
 
B. Memeriksa Material Semen
 
Semen portland (PC) sebagai komponen beton atau berfungsi sebagai bahan pengikat anorganik secara umum sifat utamanya adalah mengikat dengan adanya air dan mengeras secara hidrolik. Semen portland merupakan bahan bubukan halus, butirnya sekitar 0,05 mmdan pada hakekatnya terdiri dari hablur-hablur senyawa yangkornpleks. Bahan baku semen sangat tergantung pada kadar bahanasli yang terdapat di daerah tertentu.
 
Untuk konstruksi bangunan sederhana, pemeriksaan semen di lapangan sangat jarang dilakukan, karena semen portland yang beredar di pasaran sudah dinyatakan layak pakai oleh badan yang berwenang. Beberapa pemeriksaan semen di lapangan diantaranya adalah;
 
    1. Pengujian Pengikatan Awal dengan Kuku
 
Cara pengujiannya adalah sebagai berikut;
        a. 100 gram semen portland dicampur dengan air sebanyak 25-30 gram, diaduk selama 3 menit sampai menjadi adonan yang tegar. Adukan tadi kemudian di dibuat dalam bentuk kue di atas pelatkaca dengan garis tengah 10 cm dan tinggi di tengahnya 1,5 cmmenipis ke tepinya.
        b. Dengan kuku tangan atau pisau kecil dari waktu ke waktu dibuat goresan pada adonan tersebut. Bila goresan tetap ada, (tidak menutup kembali),maka dianggap bahwa ikatan mulai terjadi. Akhir ikatan dicapai bila dengan tekanan ringan sudah tidak didapatkan goresan yang dalam.
 
    2. Pengujian Kekelan Bentuk dengan Pembakaran Bola
 
Caranya pengujiannya adalah sebagai berikut;
        a. 100 grm semen portland diaduk dengan air sebanyak 20 gram. Dengan telapak tangan selama 5 menit dibuat menjadi bola.Jumlah air yang dianggap tepat bila bola tersebut agak lembabdan kalau sedikit ditekan terjadi sedikit perubahan bentuk tanpamenjadi hancur. Kelebihan air dapat dihilangkan dengan menggulirgulir bola semen tersebut di atas sehelai kertas penghisap. Bolatersebut diletakkan di atas sebuah pelat baja dan dipanasi dengan kompor pembakar. Pemanasan harus berjalan secarabertahap, sehingga dalam waktu setengah jam nyala apin mengenai pelat baja tersebut.
        b. Pengujian dihentikan bila sebuah cermin kaca diletakkan di atas bola semen tersebut tidak lagi berkabut karena embun. Kalau bolatersebut ternyata penuh dengan retak-retak dan pemuaianpemuaian, maka semen tidak memiliki kekekalan bentuk yang baik.
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Facebook Comments