Jumat, 16 Mei 2014

Pemasangan Lantai

Pemasangan Lantai

 
Pemasangan lantai biasanya dimulai bila semua pekerjaan bagian atas, seperti pemasangan atap, plafon, dan plesteran dinding dan pekerjaan bagian bawah, seperti pemasangan pipa-pipa riolering telah selesai dilaksanakan.
 
Permukaan dasar tanah yang akan dipasang lantai harus diberi urugan terlebih dahulu. Tujuan dari pengurugan adalah agar tidak terjadi penyusutan tanah yang dapat mengakibatkan lantai menjadi tidak kokoh dan pecah. Bahan yang digunakan untuk urugan adalah tanah urug atau pasir urug dengan ketebalan 15-20 cm.
 
Langkah pengurugan adalah sebagai berikut.
1. Permukaan tanah dibersihkan dari kotoran, seperti sisa-sisa adukan, potongan kayu, sisa gergajian dan Iain-lain.
2. Jika urugan cukup tebal (> 20 cm ), urugan tanah dibuat berlapislapis, dengan tebal setiap lapisan 15-20 cm dengan cara dipadatkan alat pemadat yang dialiri air sampai jenuh. Hal ini dilaksanakan sampai permukaan tanah tidak menunjukkan penurunan lagi.
3. Pekerjaan selanjutnya urugan pasir diatasnya yang pelaksanaannya seperti pada pelaksanaan diatas.


Ketentuan Umum Pemasangan Lantai Ubin

 
Lantai ubin terdiri dari ubin semen portland yang bahannya merupakan campuran pasir dengan semem dan permukaannya dari lapisan semen Portland murni, granite dan sebagainya. Menurut motifnya dibedakan atas ubin galasan, ubin-sisik, ubin-kembang dan sebagainya. Ukuran ubin biasanya 15 X 15; 20 X 20 dan 30 X 30 cm dengan tebal 2cm.
 
Ketentuan umum pemasangan ubin lantai yang menggunakan bentuk segi empat dengan menggunakan spesi/adukan adalah sebagai berikut;
1. Tentukan letak titik tertinggi sebagai dasar muka lantai, yang biasanya diambil dibawah pintu.
2. Pemasangan pertama dilakukan di bawah pintu dengan menggunakan adukan.
3. Dari muka atas pasangan pertama ditarik benang kearah sudutsudut ruangan lalu pada masing-masing sudut dipasang satu pasangan lantai sebagai pedoman untuk tinggi muka lantai.
4. Dari tempat pasangan lantai sudut ditarik benang-benang sejajar tepi ruangan untuk menetapkan letak titik-titik antara atau tengahtengah ruangan.
5. Di tempat-tempat tersebut dipasang patok. Pada patok dipakukan papan untuk tarikan-benang, seperti pada pemasangan papan bangunan. Pemasangan papan harus datar dan diperiksa dengan alat sipat datar.
6. Dari papan-papan ini direntangkan benang untuk tarikan benang pemasangan. Mula-mula ditarik benang dari pasangan lantai pertama di dekat pintu, kemudian pada arah tegak lurus direntangkan juga benang untuk tarikan-benang kearah silang lainnya.
7. Dari tempat tarikan benang tersebut dimulai pemasangan satu baris ubin lantai.
8. Untuk tiap pemasangan dipakai adukan yang cukup untuk luas satu pasangan ubin lantai. Bahan lantai didesak dengan kekuatan sedang sampai rata dan sejajar dengan benang-tarikan.
9. Pemasangan berikutnya kearah tegak lurus terhadap arah pemasangan pasangan yang pertama, begitu seterusnya, sehingga bagian ujung sudut ruangan terpasang penuh dengan ubin lantai.
10. Pemasangan dilakukan dengan cara mundur menuju kearah pintu agar ubin lantai yang telah selesai dipasang tidak terganggu oleh pemasangan lantai berikutnya, sebab adukannya belum mengeras.
11. Untuk menjaga agar pemasangan ubin yang telah selesai tidak rusak. maka pada tempat-tempat tertentu diletakkan papan untuk jalan di atasnya.
 
Gambar VI-1, Ketentuan Umum Pemasangan Ubin Lantai
 
Gambar VI-2, Benang Tarikan Sebagai Pedoman Pemasangan Ubin
 


Jumat, 09 Mei 2014

Lantai Mozaik

Lantai Mozaik

 

1. Mengenal Mozaik

 
Mozaik semakin populer untuk mempercantik elemen bangunan. Ia menjadi pelapis dinding, lantai kamar mandi, back panel dapur, pelapis saniter, hingga dinding dan lantai kolam renang. Selain pada elemen bangunan, mozaik juga dapat diaplikasikan sebagai aksen pada sekat ruangan.
 
Tak ubahnya keramik lantai atau dinding, mozaik terbuat dari porselen, kaolin, dan bahan khusus. Ramuan itu dioven pada suhu 2.200ÂșC selama 24 jam. Daya tekannya mencapai 500kg/cm2. Berbentuk kepingan, mozaik dirangkai di atas jaring benang. Ukuran keping bervariasi, ada yang 18mmx18mm, 25mmx25mm, 28mmx28mm, 35mmx35mm, juga 50mmx50mm. Masing-masing keping memiliki tebal 3mm-4mm. Sebagai pengikat antarkepingan adalah jejaring berbahan nilon, mirip benang. Jaring berperan sebagai pengikat sekaligus perekat kepingan mozaik. Agar tak lepas, jejaring dilem ke bagian belakang mozaik. Jejaring juga memudahkan pemasangan.
 
Mozaik memiliki bentuk, desain, dan warna beragam. Ada yang berbentuk kotak siku, bulat, kotak lengkung, dan segienam. Model lainnya berupa kembangan, dekoratif, dan acak. Variasi warnanya sampai ratusan, mirip dengan color card dari cat. Inilah yang membuat mozaik menjadi bahan pencitraan elemen rumah. Ia berupa kepingan yang dapat mengubah tampilan lantai atau dinding menjadi indah.
 
Gambar VI-7, Lantai Mozaik
 
 

2. Cara Memasang Mozaik

 
Memasang mozaik perlu ketelitian. Selain butuh nat tipis, berkisar 2mm-3mm, mozaik juga perlu perlakuan khusus. Cara memasang mozaik adalah sebagai berikut;
    a. Mozaik tidak boleh direndam dalam air. Air dapat merusak dan menghilangkan lem perekat pada jejaring di balik keping mozaik.
    b. Tidak semua tukang keramik dapat memasang mozaik. Ada baiknya pilih tukang khusus mozaik. Jika sulit dapat berkonsultasi kepada distributor mozaik.
    c. Nat mozaik cukup kecil berkisar 2mm-3mm. Oleh sebab itu, gunakan pengisi nat khusus dan bukan menggunakan semen biasa. Jenis semen biasa dapat membuat tampilan nat tidak rapi.
    d. Perawatan mozaik menggunakan kain lap basah, tak perlu diguyur dengan air. Lakukan pembersihan segera jika mozaik di dinding atau lantai terkena noda
 
Gambar VI-8, Hasil Pemasangan Mozaik
 


Rabu, 07 Mei 2014

Pengecoran dan Perawatan Beton

Pengecoran dan Perawatan Beton

 
 
Pengecoran Beton
 
Hal-hal yang dilaksanakan dalam pengecoran beton adalah sebagai berikut;
 
    a. Pengecoran beton harus dapat mengisi semua ruangan cetakan dengan padat dan dapat membungkus tulangan.

    b. Untuk menghasilkan beton yang padat dan tidak keropos, selama proses pengecoran berlangsung, adukan beton ditusuk-tusuk dengan sepotong kayu, bambu atau besi. Begitu juga bagian cetakan dipukul-pukul dengan palu dari kayu.

    c. Untuk keperluan pemadatan, pada pengecoran beton dapat juga dipakai alat penggetar (vibrator). Pemakaian alat penggetartersebut harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengenai bajatulangan yang dapat mengubah kedudukan tulangan.

    d. Untuk pengecoran lantai yang luas, tebal lantai dapat ditentukan dengan membuat mistar pengukur ketebalan yang terbuat dari kayu dan diberi kaki. Bagian bawah mistar pengukur dibuat rata dan tingginya sama dengan tebal lantai yang dicor. Pada waktu pengecoran telah mencapai tebalnya, mistar pengukur dapat dipindah tempatnya.

    e. Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai selesai. Bila hal tersebut tidak memungkinkan, pengecoran dapat dihentikan pada tempat-tempat tertentu yang tidak membahayakan.
 
Gambar VIII-5, Pengecoran Beton
 
Perawatan Beton
 
1. Perawatan Beton Sehabis Dicor.
 
Selama 24 jam sesudah selesai dicor, beton harus dilindungi terhadap pengaruh hujan lebat, air mengalir, getaran. Selama 2 minggu setelah dicor harus dilindungi terhadap panas matahari. Cara perlindungannya adalah dengan menutup permukaan beton menggunakan pasir basah, menutup dengan karung-karung basah, atau menyirami dengan air.
 
2. Pembongkaran Acuan dan Perancah
 
Cara pembongkaran cetakan dan acuan adalah sebagai berikut;
 
    a. Acuan dan perancah hanya boleh dibongkar apabila bagian konstruksi tersebut telah mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang bekerjapadanya. Waktu pembongkaran biasanya 28 hari setelah selesai pengecoran.

    b. Pada bagian-bagian konstruksi di mana akibat pembongkaran cetakan dan acuan akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi daripada beban rencana, maka cetakan dan acuan dari bagianbagian konstruksi itu tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut tetap berlangsung. Bagian-bagian konstruksi yang keropos harus segera diperbaiki dengan melakukan penambalan.
 


Jumat, 02 Mei 2014

Lantai Keramik

Lantai Keramik
 
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani, keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Lantai keramik atau ubin keramik adalah bahan penutup (finishing) lantai dari bahan keramik. Tujuan pemasangan ubin keramik selain sebagai penutup lantai adalah menambah kekuatan lantai, mempermudah pemeliharaan dan kebersihan lantai, serta mendekorasi ruangan (lantai). Selain fungsi-fungsi tersebut, efek pemasangan keramik lantai juga bisa menghadirkan atmosfer tertentu pada ruangan, tergantung jenis dan corak keramik yang dipilih.
 
Dalam kaitan dengan mutu ubin keramik dikenal istilah KW1, KW2, KW3, artinya dalam (1) satu kotak keramik KW1 berisi keramik kualitas paling baik dan nol kerusakan atau tidak ada yang cacat (reject), sedangkan KW berikutnya kualitasnya lebih rendah, seperti warna tidak sama persis sama, ukuran berselisih antara satu dengan lainnya berkisar 1 - 1.5 mm. Jenis dan merk lantai keramik yang ada dipasaran antara lain: Roman, KIA, IKAD, INA, White Horse, Masterina, Mulia, Acura, Hercules, KIG, Milan, Platinum, Genova dan sebagainya.
 
Gambar VI-3, Lantai Keramik
 
 
1. Jenis Keramik
 
Keramik dilihat dari penggunaan bahan dan proses pembuatan terbagi dalam dalam dua jenis keramik, yaitu:
 
    a. Keramik Tradisional
Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam, seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah belah (dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industri (refractory).
 
    b. Keramik Halus
Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced ceramic, engineering ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang dibuat dengan menggunakan oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll). Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis.
 
Berdasarkan perletakkannya, jenis keramik dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
   
    a. Ubin Keramik Interior
 
Ubin keramik interior senantiasa terlindung dari hujan, dan sinar matahari langsung, oleh karena itu biasanya digunakan jenis ubin keramik polos atau dekoratif sesuai dengan fungsi ruang serta kesan yang diharapkan. Khusus ruang-ruang interior dengan kegiatan menggunakan peralatan yang menghasilkan panas serta adanya bahanbahan kimia, seprti laboratorium , dapur dan sebagainya maka gunakan ubin keramik yang resisten terhadap bahan-bahan pewarna, asam-basa, dan lemak, sehingga cairan yang tumpah dilantai dapat dengan mudah dibersihkan dan tidak merusak ubin keramik, serta resisten tinggi terhadap suhu tinggi. Jenis kermaik yang memenuhi kualitas tersebut anata lain keramik yang berglazur dan glossy. Sedang untuk ruang untuk kegiatan basah, seperti kamar mandi, tempat cuci gunakan keramik berglasur dengan tekstur pada permukaannya, sehingga tidak licin pada waktu basah dan mudah dibersihkan Keramik dinding juga lazim dipakai untuk kamar mandi, jenis yang cocok adalah keramik dinding berglasur, kilap yang resisten terhadap bahan-bahan kimia serta mudah dibersihkan.
 
    b. Ubin Keramik Eksterior
 
Untuk lantai eksterior dan sering kena hujan dan sinar matahari secara langsung disarankan pilih jenis keramik tahan perubaha cuaca, ditandai dengan daya serap air rendah, permukaan berglazur, tidak mengkilap (berkesan suram), karena jenis warna kusam tidak sensitif terhadap abrasi/goresan. Jenis keramik untuuk eksterior dipasaran dikenal dengan embossed (tidak rata).
 
Gambar VI-4, Keramik Dekoratif
 
Khusus untuk tangga baik tangga interior maupun eksterior digunakan ubin khusus yaitu ubin keramik yang tidak licin, seperti keramik yang bertekstur atau dapat dipilih juga aksesoris keramik lantai yang memang khusus untuk dipasang pada anak tangga, yang bernama bullnose dan stepnose. Tipe ini pada permukaan terdapat granulagranula yang menimbulkan efek anti slip.
 
Gambar VI-5, Pemasangan Keramik Pada Konstruksi Tangga
 
 
2. Sifat Keramik
 
    a. Mudah pecah
Sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis keramik adalah britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis tradisional seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya, coba jatuhkan piring yang terbuat dari keramik bandingkan dengan piring dari logam atau melamin, pasti keramik mudah pecah, walaupun sifat ini tidak berlaku pada jenis keramik tertentu, terutama jenis keramik hasil sintering, dan campuran sintering antara keramik dengan logam.
 
    b. Tahan suhu tinggi
Sebagai contoh keramik tradisional yang terdiri dari clay, flint dan feldfar tahan sampai dengan suhu 1200 C, keramik engineering seperti keramik oksida mampu tahan sampai dengan suhu 2000 C.
 
    c. Kekuatan tekan tinggi,
sifat ini merupakan salah satu faktor yang membuat penelitian tentang keramik terus berkembang.
 
 
3. Kelebihan ubin keramik
 
    a. Kaya akan ragam jenis, corak, tekstur, harga dan bahan pembentuk (batu alam, granit, marmer)
    b. Kekuatan fisik tinggi (lebih tinggi dari parket), warna tahan sangat lama, serta mudah dalam membersihkannya.
    c. Permukaannya anti air (daya serap airnya kecil) sehingga mudah dalam pemeliharaan dan cara membersihkan)
    d. Tahan terhadap goresan pisau dan juga tahan panas (api).
 
 
4. Beberapa kekurangan ubin keramik
 
Meledak pada musim kemarau, terjadi akibat udara (tidak semua bagian di bawah keramik solid terisi adukan) panas yang terperangkap di bawah keramik memuai dan mendorong keramik hingga pecah (Ingat Indonesia beriklim tropik lembab), penyebab lain adalah adukan kurang homogen (adukan dilakukan sebentar, kurang lama) yang memngakibatkan daya rekat tidak tahan lama sehingga beberapa waktu kemudian ubin keramik lepas.
 
Gambar VI-6, Macam Lantai Keramik
 
 
5. Pemasangan Lantai Keramik
 
Sebelum memasang ubin keramik diatas dasar lantai beton, ada beberapa hal yang harus diperhatiakn dan dilakukan, yaitu menghitung secara akurat ubin keramik yang dibutuhkan. Buatlah gambar desain pola lantai dan lajur pemasangan (arah horizontal, vertikal atau diagonal luas ruang) untuk membantu menghitung secara detail kebutuhan keramik (lebihkan sekitar 5 % untuk persediaan, bila waktu pemasangan pasang ada yang rusak, dan cadangan apabila ada kerusakan dikemudian hari, disebabkan stok terbatas dan selang bebrapa waktu kemungkinan tidak diproduksi lagi). Dan pastikan ubin keramik yang datang dan akan dipasang sesuai kode, ukuran warna yang dipesan.
 
    a. Rendam keramik dalam air.
Hal ini akan membuat keramik menjadi lebih elastis dan pada saat pemasangan dapat dengan mudah menempel. Perhatikan kualitas keramik. Jika ia keramik kw 1 maka tak ada masalah, namun jika ia merupakan kw 2 atau 3 akan susah memasang untuk presisi. Untuk itu nat keramik harus longgar karena masing-masing keramik memiliki selisih 0,2-0,5 mm. Hingga keramik tidak saling bertubrukan.
    b. Oleskan air semen.
Bilaskan semen yang sudah dicampuri air sedikit ke bawah keramik, hal ini akan membuat daya rekat keramik ke adukan benar-benar lengket.
    c. Adukan dan permukaan dasar lantai beton harus benar-benar bersih.
Adukan harus benar-benar homogen atau semen, pasir dan air sudah sudah diaduk sehingg benar-benar bercampur dengan baiik dan dasar lantai yang akan dipasang harus bersih dari kerikil, batu atau ganjalan-ganjalan lain yang akan membuat rongga di bawah keramik.
    d. Padatkan secara rata.
Ketuk keramik yang baru dipasang dan pastikan tidak ada yang kopong atau bagian dasar yang berongga. Karena keadaan demikian akan membuat keramik lepas di kemudian hari. Periksa apakah ketinggiannya sudah sama rata dengan benang yang ditarik untuk menentukan ketinggian lantai.
    e. Nat keramik dipasang belakangan.
Jangan pasang semen oker atau nat pada sisi keramik saat itu juga. Biarkan ubin keramik yang telah terpasang selama 2 atau 3 hari. Hal ini akan membuat sisa udara yang mengendap akan keluar melalui bagian nat yang belum ditutup. Setelah itu baru diberi semen nat dan jangan lupa membersihkan nat yang masih kosong dari kotoran yang mengendap.
    f. Jangan diinjak-injak.
Amankan areal keramik yang baru dipasang dari lalu lalang orang selama 2-3 hari. Jangan biarkan ubin keramik akan ambles karena adukan dibawahnya masih belum kuat untuk dibebani.
    g. Periksa hasil pemasangan.
Periksa kembali semua ubin keramik yang telah terpasang dengan memukul atau ketukan-ketukan dengan batang kayu pada permukaan satu ubin keramik, kemudian lakukan pada ubin keramik berikutnya dan seterusnya. Pastikan dibawah ubin keramik yang terpasang semuanya padat terisi adukan dan tidak ada yang kopong. Dalam sebuah areal pemasangan seukuran 3 x 3 m biasanya terdapat 3-5 keramik yang kopong. Untuk itu segera bongkar keramik tersebut dan ulangi pemasangannya.
 
 
6. Cara Sederhana Membuat Jarak Nat
 
    1) Gunakan plastik spacer Cara yang lazim digunakan untuk menetukan/mengatur jarak nat adalah dengan plastic spacer yang banyak dijual di toko-toko keramik. Ukurannya bermacam-macam, memberikan banyak pilihan penentuan lebar nat. Plastic spacer tersebut ditempatkan disamping (atas), dan dapat dengan muda dilepaskan dan dipasang kembali. Pemakaiannya sangat fleksibel.
 
    2) Menggunakan papan kayu Cara lain untuk menentukan lebar nat adalah dengan menggunakan penanda dari kayu. Lebar nat ditandai dengan pensil atau yang lainnya. Pemakaian dengan cara ini fleksibel sekali tetapi dalam aplikasinya mungkin lebih sulit. Pemasangan keramik dinding biasanya dipergunakan paku yang dipasang benang yang direntangkan dari satu sisi kesisi berikutnya untuk ketepatan pemasnagan dan menyeragamkan lebar nat
 


Facebook Comments